Profil : Dato’ Paduka Sri Mir
Khan - CEO Dinar & Dirham International
Krisis ekonomi yang melanda
kawasan Asia Tenggara pada tahun 1997-1998 telah membuat stabilitas perekonomian
di negara-negara tesebut terpuruk. Bukan hanya di bidang ekonomi, krisis juga
merembet pada bidang sosial budaya, pemerintahan, serta moral bangsa yang
berada di stadium sangat mengkhawatirkan. Kerusuhan, demonstrasi, penjarahan,
dan beragam tindak kriminal lainnya mewarnai gelombang krisis yang datang
beruntutan. Campur tangan dan spekulasi sejumlah oknum yang tidak bertanggung
jawab semakin memperparah carut marut perekonomian negara-negara yang sebagian
besar berpenduduk muslim ini.
Dengan adanya krisis ini,
dirumuskanlah lima
poin penting mengenai sistem moneter yang saat itu dikuasai dolar Amerika. Poin
penting tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Uang kertas tidak mempunyai nilai riil sebab hanya
merupakan angka-angka yang dicetak di atas kertas.
2.
Sistem keuangan global tidak stabil dan tidak adil.
3.
Negara-negara berkembang mempunyai ketahanan yang kecil
terhadap spekulasi mata uang.
4.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan diri, harus
dibuat mata uang perdagangan milik sendiri yang mempunyai nilai riil.
5.
Emas adalah penyimpanan kekayaan yang aman dan stabil
dan secara global diterima sebagai mata uang perdagangan.
Hal itulah yang melatarbelakangi
lahirnya Dinar & Dirham International
Sdn. Bhd., sebuah organisasi (perusahaan) lembaga keuangan dan ekonomi yang
memberlakukan mata uang emas, terutama di negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragam Islam. Dato’ Paduka Sri Mir Khan, penggagas sekaligus Chief
Executive Officer Dinar & Dirham International Sdn. Bhd Malaysia,
menyatakan komitmennya untuk menggerakkan kebangkitan umat Islam melalui sistem
ekonomi Dinar Emas Islam. Dinar Emas ini diproyeksikan akan menguntungkan
negara dunia ketiga, termasuk negara-negara Islam di seluruh dunia. Bisa
digunakan sebagai komoditas dan sistem nilai tukar mata uang dalam menghadapi
krisis ekonomi dunia dan mengadapi harga komoditas yang tidak stabil. Kelak,
Dinar Emas diharapkan menjadi simbol pemersatu antara negara-negara dunia
ketiga, terutama negara-negara Islam. Perusahaan yang didirikan pada Oktober
2003 tersebut dihadiri pula Perdana Menteri ketika itu, Dr. Mahathir Mohammad.
Acara tersebut bertepatan pula dengan penyelenggaraan Konferensi Pemimpin Islam
dari 57 negara di Putrajaya,
Malaysia.
Siapakah Dato’ Paduka Sri Mir
Khan? Beliau adalah pria kelahiran Malaysia 20 Juni 1955. Dato’ Mir (panggilan
akrabnya) sejak tahun 1980 meninggalkan Malaysia untuk menimba ilmu di
Amerika Serikat, tepatnya di Honolulu
- Hawai. Hidup di Hawai merupakan sebuah fase yang penuh kemerdekaan dan
kebebasan sejalan dengan hobinya ketika itu, bermain polo dan mengemudikan
pesawat terbang. Pada awalnya, kehidupan di Amerika adalah cara hidup yang
hebat, megah, dan modern. Seiring bertambahnya usia, pesona Amerika pun hilang.
Perasaan terasing mulai ia rasakan. Perbandingan perbedaan gaya hidup, sosial budaya, serta agama
menyadarkannya bahwa budaya negaranya jauh lebih baik. Menyadari bahwa Paman
Sam tidak seperti tempat yang dicita-citakannya dulu, membuat niatnya untuk
pulang kampung semakin mantap.
Kepulangan ke Malaysia telah
mengantarkannya pada pemahaman Islam yang lebih baik. Revolusi pemikiran ini
bedampak pula pada sikap dan perilakunya. Sebagai contoh, dulu Dato’ Mir
mempunyai setumpuk kartu kredit sebagai alat yang mempermudah beragam transaksi
keuangan. Konsep Islam tentang riba membuatnya membuang jauh-jauh semua kartu
kredit yang dimilikinya. Menurutnya, kartu kredit tidak sesuai dengan hukum
ekonomi Islam yang menekankan sistem syariah. Kartu kredit dan segala sistem
tata kelola ekonomi keuangan yang besifat utang, sesuai dengan hukum ekonomi syariah
adalah riba. Selain bertentangan dnegan syariat Islam, riba itu haram. Beliau
menjelaskan, “Setiap bulan, setiap kali kita berutang, kita adalah milik tempat
kita berutang. Nah, kalau Anda berutang, maka pengutang dimiliki oleh yang
memberi utang. Selepas pembayaran utang, barulah kita lepas dari genggaman mereka.”
Bukan hanya itu, pengalamannya
malang melintang dalam dunia bisnis internasional yang selama ini dikuasai sistem
kapitalis membuatnya sampai pada kesimpulan bahwa dinar dan dirham –sistem
moneter yang sangat direkomendasikan Islam– adalah solusi terbaik mengatasi
dampak buruk yang ditimbulkan moneter yang dipakai selama ini. Kalau kemudian
Dato’ Mir mendirikan Dinar & Dirham International Sdn. Bhd., itu merupakan wujud
kerinduannya pada penerapan sistem moneter yang dicontohkan oleh Islam. Keberanian
Dr. Mahathir Mohammad dan keberhasilannya mempertahankan ekonomi Malaysia
terhadap serangan spekulan mata uang dan pengaruh IMF, memberikan Dato’ Mir suatu
pemahaman yang mendalam tentang pentingnya membangun mata uang perdagangan
berbasis emas bagi negara-negara Islam.
Dalam sambutannya dalam pembukaan
tersebut, Dr. Mahathir menyatakan, “Ini (dinar emas) akan memberikan lebih
banyak kemampuan dalam menghadapi tekanan yang diberikan oleh lawan-lawan kita
dibandingkan pembalasan dengan kekerasan.” Penggunaan Dinar Emas dapat
berfungsi sebagai alat pemersatu di antara negara-negara anggota OKI, mendorong
perdagangan antaranggota, dan memberikan mereka mata uang perdagangan yang
tangguh. Dato’ Mir berkomentar, “Bagi dunia Islam, prakarsa Malaysia untuk
menggunakan emas sebagai kerja sama perdagangan internasional adalah titik awal
yang akan memperkuat dan mempersatukan umat muslim.”
Dinar & Dirham International
Sdn. Bhd., bukan hanya bergerak dalam hal mendesain, memproduksi, dan
mendistribusikan produk emas dan perak dalam jumlah besar. Dinar & Dirham
International juga mencanangkan program yang berkaitan erat dengan sosialisasi
mata uang Dinar dan Dirham. Program-program tersebut adalah:
1.
Edukasi dan pelatihan tentang ekonomi berbasis emas.
2.
Menjalin dan mengatur mekanisme kerja sama perdagangan
internasional menggunakan emas.
3.
Pemrakarsa cadangan emas Islam
4.
Berperan sebagai model baru bagi investasi perdagangan
domestik dan internasional,
5.
Memberikan analisis mendalam tentang pasar emas dunia,
6.
Menganalisis implikasi politik dan finansial secara
global atas penggunaan emas sebagai mata uang dunia.
Secara politis, pemakaian Dinar
dan Dirham di antara sesama Negara Islam akan menjadi tanda kembalinya emas
sebagai instrumen keuangan dan mata uang global yang sesungguhnya. Ia
memberikan alternatif pertama bagi mata uang utama lainnya di dunia. Dato’ Sri
Mir Khan menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian mata uang ini, di antaranya
adalah:
1.
Memperkuat dan mempersatukan negara-negara Islam
2.
Memulai dibentuknya Blok Perdagangan Dinar Mas
3.
Mendorong dan mempromosikan perdagangan di antara
negara-negara anggota OKI
4.
Menggeser ketergantungan terhadap dolar Amerika
5.
Membuka jalan bagi instrumen dan praktik perdagangan
berbasis emas lainnya
6.
Menciptakan sistem kerja sama perdagangan global yang
adil dan stabil, yang akan menguntungkan negara-negara berkembang
Tentu saja, Islam tidak akan
merekomendasikan sesuatu kalau hal tersebut tidak membawa kebaikan bagi
umatnya. Persatuan dan kebersamaan Negara-negara Islam untuk mengadopsi sistem
mata uang Dinar & Dirham adalah senjata ampuh untuk menghalau musuh-musuh
yang hendak menghacurkan Islam melalui jalur ekonomi dan keuangan. Sudah
sepatutnyalah ajakah Dato’ Paduka Sri Mir Khan kita sambut dengan gegap gempita
demi terwujudnya independensi negara-negara Islam. Semoga! Muslik, sumber: www.tokohindonesia.com