Jumat, 30 November 2007

Perjuangkan Dinar-Dirham, Satukan Kekuatan Negara-Negara Islam



Profil  : Dato’ Paduka Sri Mir Khan - CEO Dinar & Dirham International

Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara pada tahun 1997-1998 telah membuat stabilitas perekonomian di negara-negara tesebut terpuruk. Bukan hanya di bidang ekonomi, krisis juga merembet pada bidang sosial budaya, pemerintahan, serta moral bangsa yang berada di stadium sangat mengkhawatirkan. Kerusuhan, demonstrasi, penjarahan, dan beragam tindak kriminal lainnya mewarnai gelombang krisis yang datang beruntutan. Campur tangan dan spekulasi sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab semakin memperparah carut marut perekonomian negara-negara yang sebagian besar berpenduduk muslim ini.

Dengan adanya krisis ini, dirumuskanlah lima poin penting mengenai sistem moneter yang saat itu dikuasai dolar Amerika. Poin penting tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Uang kertas tidak mempunyai nilai riil sebab hanya merupakan angka-angka yang dicetak di atas kertas.
2.      Sistem keuangan global tidak stabil dan tidak adil.
3.      Negara-negara berkembang mempunyai ketahanan yang kecil terhadap spekulasi mata uang.
4.      Oleh karena itu, untuk mempertahankan diri, harus dibuat mata uang perdagangan milik sendiri yang mempunyai nilai riil.
5.      Emas adalah penyimpanan kekayaan yang aman dan stabil dan secara global diterima sebagai mata uang perdagangan.

Hal itulah yang melatarbelakangi lahirnya Dinar & Dirham International Sdn. Bhd., sebuah organisasi (perusahaan) lembaga keuangan dan ekonomi yang memberlakukan mata uang emas, terutama di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragam Islam. Dato’ Paduka Sri Mir Khan, penggagas sekaligus Chief Executive Officer Dinar & Dirham International Sdn. Bhd Malaysia, menyatakan komitmennya untuk menggerakkan kebangkitan umat Islam melalui sistem ekonomi Dinar Emas Islam. Dinar Emas ini diproyeksikan akan menguntungkan negara dunia ketiga, termasuk negara-negara Islam di seluruh dunia. Bisa digunakan sebagai komoditas dan sistem nilai tukar mata uang dalam menghadapi krisis ekonomi dunia dan mengadapi harga komoditas yang tidak stabil. Kelak, Dinar Emas diharapkan menjadi simbol pemersatu antara negara-negara dunia ketiga, terutama negara-negara Islam. Perusahaan yang didirikan pada Oktober 2003 tersebut dihadiri pula Perdana Menteri ketika itu, Dr. Mahathir Mohammad. Acara tersebut bertepatan pula dengan penyelenggaraan Konferensi Pemimpin Islam dari 57 negara di Putrajaya, Malaysia.

Siapakah Dato’ Paduka Sri Mir Khan? Beliau adalah pria kelahiran Malaysia 20 Juni 1955. Dato’ Mir (panggilan akrabnya) sejak tahun 1980 meninggalkan Malaysia untuk menimba ilmu di Amerika Serikat, tepatnya di Honolulu - Hawai. Hidup di Hawai merupakan sebuah fase yang penuh kemerdekaan dan kebebasan sejalan dengan hobinya ketika itu, bermain polo dan mengemudikan pesawat terbang. Pada awalnya, kehidupan di Amerika adalah cara hidup yang hebat, megah, dan modern. Seiring bertambahnya usia, pesona Amerika pun hilang. Perasaan terasing mulai ia rasakan. Perbandingan perbedaan gaya hidup, sosial budaya, serta agama menyadarkannya bahwa budaya negaranya jauh lebih baik. Menyadari bahwa Paman Sam tidak seperti tempat yang dicita-citakannya dulu, membuat niatnya untuk pulang kampung semakin mantap.

Kepulangan ke Malaysia telah mengantarkannya pada pemahaman Islam yang lebih baik. Revolusi pemikiran ini bedampak pula pada sikap dan perilakunya. Sebagai contoh, dulu Dato’ Mir mempunyai setumpuk kartu kredit sebagai alat yang mempermudah beragam transaksi keuangan. Konsep Islam tentang riba membuatnya membuang jauh-jauh semua kartu kredit yang dimilikinya. Menurutnya, kartu kredit tidak sesuai dengan hukum ekonomi Islam yang menekankan sistem syariah. Kartu kredit dan segala sistem tata kelola ekonomi keuangan yang besifat utang, sesuai dengan hukum ekonomi syariah adalah riba. Selain bertentangan dnegan syariat Islam, riba itu haram. Beliau menjelaskan, “Setiap bulan, setiap kali kita berutang, kita adalah milik tempat kita berutang. Nah, kalau Anda berutang, maka pengutang dimiliki oleh yang memberi utang. Selepas pembayaran utang, barulah kita lepas dari genggaman mereka.”

Bukan hanya itu, pengalamannya malang melintang dalam dunia bisnis internasional yang selama ini dikuasai sistem kapitalis membuatnya sampai pada kesimpulan bahwa dinar dan dirham –sistem moneter yang sangat direkomendasikan Islam– adalah solusi terbaik mengatasi dampak buruk yang ditimbulkan moneter yang dipakai selama ini. Kalau kemudian Dato’ Mir mendirikan Dinar & Dirham International Sdn. Bhd., itu merupakan wujud kerinduannya pada penerapan sistem moneter yang dicontohkan oleh Islam. Keberanian Dr. Mahathir Mohammad dan keberhasilannya mempertahankan ekonomi Malaysia terhadap serangan spekulan mata uang dan pengaruh IMF, memberikan Dato’ Mir suatu pemahaman yang mendalam tentang pentingnya membangun mata uang perdagangan berbasis emas bagi negara-negara Islam.

Dalam sambutannya dalam pembukaan tersebut, Dr. Mahathir menyatakan, “Ini (dinar emas) akan memberikan lebih banyak kemampuan dalam menghadapi tekanan yang diberikan oleh lawan-lawan kita dibandingkan pembalasan dengan kekerasan.” Penggunaan Dinar Emas dapat berfungsi sebagai alat pemersatu di antara negara-negara anggota OKI, mendorong perdagangan antaranggota, dan memberikan mereka mata uang perdagangan yang tangguh. Dato’ Mir berkomentar, “Bagi dunia Islam, prakarsa Malaysia untuk menggunakan emas sebagai kerja sama perdagangan internasional adalah titik awal yang akan memperkuat dan mempersatukan umat muslim.”

Dinar & Dirham International Sdn. Bhd., bukan hanya bergerak dalam hal mendesain, memproduksi, dan mendistribusikan produk emas dan perak dalam jumlah besar. Dinar & Dirham International juga mencanangkan program yang berkaitan erat dengan sosialisasi mata uang Dinar dan Dirham. Program-program tersebut adalah:
1.      Edukasi dan pelatihan tentang ekonomi berbasis emas.
2.      Menjalin dan mengatur mekanisme kerja sama perdagangan internasional menggunakan emas.
3.      Pemrakarsa cadangan emas Islam
4.      Berperan sebagai model baru bagi investasi perdagangan domestik dan internasional,
5.      Memberikan analisis mendalam tentang pasar emas dunia,
6.      Menganalisis implikasi politik dan finansial secara global atas penggunaan emas sebagai mata uang dunia.

Secara politis, pemakaian Dinar dan Dirham di antara sesama Negara Islam akan menjadi tanda kembalinya emas sebagai instrumen keuangan dan mata uang global yang sesungguhnya. Ia memberikan alternatif pertama bagi mata uang utama lainnya di dunia. Dato’ Sri Mir Khan menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian mata uang ini, di antaranya adalah:
1.      Memperkuat dan mempersatukan negara-negara Islam
2.      Memulai dibentuknya Blok Perdagangan Dinar Mas
3.      Mendorong dan mempromosikan perdagangan di antara negara-negara anggota OKI
4.      Menggeser ketergantungan terhadap dolar Amerika
5.      Membuka jalan bagi instrumen dan praktik perdagangan berbasis emas lainnya
6.      Menciptakan sistem kerja sama perdagangan global yang adil dan stabil, yang akan menguntungkan negara-negara berkembang

Tentu saja, Islam tidak akan merekomendasikan sesuatu kalau hal tersebut tidak membawa kebaikan bagi umatnya. Persatuan dan kebersamaan Negara-negara Islam untuk mengadopsi sistem mata uang Dinar & Dirham adalah senjata ampuh untuk menghalau musuh-musuh yang hendak menghacurkan Islam melalui jalur ekonomi dan keuangan. Sudah sepatutnyalah ajakah Dato’ Paduka Sri Mir Khan kita sambut dengan gegap gempita demi terwujudnya independensi negara-negara Islam. Semoga! Muslik, sumber: www.tokohindonesia.com