Jumat, 06 November 2015

Manusia Abadi Negeri Pertiwi (Bagi 1)



Manusia Abadi Negeri Pertiwi
    
Banyak dari kita yang belum tentu tahu siapa gerangan nama-nama yang sering kita lihat dan baca di papan nama jalan ataupun gedung-gedung instansi pemerintah. Kebanyakan dari kita hanya menghapalnya untuk mendukung rutinitas kehidupan kita sehari-hari, bukan karena memang mengetahui siapa sebenarnya pemilik nama-nama tersebut dan seberapa besar jasanya hingga pemerintah perlu mengabadikannya. Beberapa di antara tokoh-tokoh tersebut antara lain:

dr. Cipto Mangunkusumo
Di bilangan Jl. Salemba Raya, Jakarta, berdirilah rumah sakit yang diberi nama R.S. Cipto Mangunkusumo. Pemilik nama ini adalah seorang yang dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang disahkan melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 09/ tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1964. Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter yang bekerja pada pemerintahan Belanda. Pria kelahiran 1886 ini sebenarnya sudah teramat gerah dengan sepak terjang Belanda yang menyiksa bangsanya. Sebagai wujud pelampiasan, ia sering menumpahkannya di surat kabar De Express.
    
Tulisan-tulisannya yang bernada kritik membuatnya mendapat peringatan keras dari Belanda, jika tidak izin dokternya bisa dicabut. Ancaman itu justru dilayaninya dengan memilih tetap menulis dan melepas jabatannya. Puncaknya, ia ditangkap saat menulis artikel yang mengkritik keinginan Belanda untuk merayakan seratus tahun kemerdekaan Belanda di Indonesia.
    
Ia pun berkali-kali mengalami pembuangan, dari Belanda, Bandung, Banda Neira, Ujung Pandang, Sukabumi, hingga ke Jakarta yang merupakan kota tempatnya mengembuskan napas terakhir. Sebagai dokter, ia telah berhasil membasmi wabah pes di daerah Malang. Tak satu pun dokter Belanda yang  mau terlibat karena sifat penyakit ini yang sangat menular. Untuk keberhasilan tersebut, pemerintah Belanda mengganjarnya dengan penghargaan Bintang Orde van Oranye Nassau yang kemudian ia tolak. Karena jasanya yang tak terhitung , tak aneh jika pemerintah Indonesia mengabadikannya menjadi nama sebuah rumah sakit besar di Jakarta. 

Penulis : Rahmat